Posts

Membaktikan Diri, Mencerdaskan Bangsaku Menyambut bonus demografi mendatang, Indonesia akan dibanjiri oleh penduduk dengan usia produktif yaitu penduduk yang berusia enam belas sampai dengan enam puluh empat tahun. Keadaan ini bisa menjadi bumerang ataupun menjadi kesempatan emas bagi bangsa Indonesia untuk memberikan perubahan pada dunia. Keadaan ini bisa menjadi bumerang bagi bangsa ini apabila penduduk Indonesia yang berada pada usia produktif ini tidak memiliki kualitas dan integritas untuk membangun bangsa. Padahal, pasca bonus demografi ini sudah dapat diprediksi bahwa akan ada banyak penduduk Indonesia yang akan masuk ke usia tua atau tidak pada usia produktif lagi. Namun, kesempatan ini akan menjadi kesempatan emas bagi bangsa Indonesia apabila bonus demografi ini dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Bagaimana tidak, penduduk usia produktif ini akan diisi oleh pemuda-pemuda yang menggelora dan yang selalu diidentikan dengan perubahan . Seperti halnya perkataan Bapak So
Image
Jejak Petualang Bantarwaru lebih tepatnya Desa Bantarwangi kampung dahu Kecamatan Cinangka Banten tempat kita mengabdi selama 1 bulan. Ini merupakan salah satu program pembinaan dari Beasiswa Aktivis Nusantara yakni Marching For Boundaries (MFB). Pertama kali kita diberikan informasi mengenai kondisi daerah ini membuat diri ini bersyukur karena kondisi desa ini tidak terlalu parah dengan kondisi daerah-daerah terpencil yang lain di Indonesia. Hari pertama ketika kita diantar dari pihak beasiswa, saya mulai khawatir ketika kita memasuki jalan yang menanjak dan sinyal handphone pun sudah menghilang, semakin dalam mobil kita melaju pemandangannya pun sudah hutan kanan-kiri ditambah jalan yang rusak membuat diri ini risau. Saat kita tiba di kampung Dahu kita disambut baik oleh SDN Bantarwaru dan masyarakat kampung Dahu. Keunikan di kampung ini ialah terletak pada makanannya yakni kulit tangkil atau melinjo, sayur singkong, ikan kesek (ikan asin) dan sarapan paginya  mak